LESSON PLAN SOCIOLOGY (Masyarakat Multikultural)
Posted on | Monday, November 4, 2013 | 1 Comment
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
No: 6
Sekolah :
SMA/MA
Mapel :
Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi waktu :
6 x 45 menit (3 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Menganalisis kelompok sosial
dalam masyarakat multikultural
B. Kompetensi Dasar
2.3. Menganalisis keanekaragaman kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural
C. Indikator pencapaian kompetensi:
·
Memperjelas pengertian
masyarakat multikultural.
·
Memperjelas pengertian
multikulturalisme.
·
Menganalisis faktor penyebab
terjadinya kemajemukan dalam masyarakat multikultural.
·
Menyimpulkan pengaruh
perubahan sosial terhadap perkembangan masyarakat multikultural.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1)
Kognitif
· memperjelas pengertian masyarakat multikultural
· memperjelas pengertian multikulturalisme
· menganalisis dinamika kelompok dalam masyarakat
multikultural
· Menyimpulkan pengaruh perubahan sosial terhadap
perkembangan masyarakat multikultural.
2)
Afektif (pengembangan karakter)
· rasa kebanggaan
· rasa percaya diri
· saling menghargai/toleransi
· empati
E. Materi ajar: Masyarakat multikultural (masyarakat majemuk)
F. Pendekatan, metode, model, dan teknik pembelajaran
1.
Pendekatan : student center
learning
2.
Metode : cooperative
learning
3.
Model pembelajaran : STAD
4.
Teknik : informasi,
penugasan
G. Langkah-langkah/ skenario pembelajaran
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit):
1.
Guru mengajak siswa
memulai pembelajaran dengan membaca doa.
2.
Menggali informasi
kondisi awal siswa di kelas.
3.
Guru memberikan informasi
kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran
dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.
4.
Guru memberikan apersepsi
yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
5.
Memotivasi siswa dengan
mengkaitkan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan inti (25 menit):
A. Eksplorasi
1.
Meminta siswa untuk
memperhatikan penjelasan konsep materi.
2.
Menumbuhkan rasa
keingintahuan siswa melalui tanya jawab.
3.
Guru mensosialisasikan
kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa
mengenal dan memahamimya.
4.
Guru membentuk siswa
kedalam kelompok yang sudah direncanakan.
5.
Guru mendemonstrasikan
konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau
manipulatif lain.
6.
Guru membagikan lembar
kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
7.
Memfasilitasi siswa utuk
mengerjakan LKS secara rapi dan teliti.
B. Elaborasi
1.
Memfasilitasi siswa untuk
mengerjakan LKS di setiap kelompok tentang pengertian masyarakat multikultural
dan dinamika kelompok dalam masyarakat multikultural.
2.
Melibatkan siswa secara
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
3.
Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa
rasa takut.
4.
Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya.
5.
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif.
6.
Memfasilitasi siswa dalam
melakukan diskusi di dalam kelompok dengan memantau kerja sama, kejujuran,
komunikasi antar anggota dan saling menghargai pendapat temannya.
7.
Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis
secara individual maupun
kelompok.
8.
Guru memantau kerja dari
tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
C. Konfirmasi
1.
Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok.
2.
Guru menjadi nara sumber
untuk menjawab pertanyaan siswa jika dibutuhkan.
3.
Memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam
bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa.
4.
Membantu menyelesaikan
masalah siswa.
5.
Memberi motivasi kepada
siswa yang kurang atau belum berpartisipasi secara aktif.
3) Kegiatan akhir (10 menit):
1.
Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2.
Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
3.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas
baik tugas individual
maupun kelompok
sesuai dengan hasil
belajar siswa.
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Doa penutup.
H. Sumber/bahan/alat ajar
·
Buku/ sumber ajar:
1.
BSE Sosiologi Kelas XI
hlm.75-94.
2.
Buku Sosiologi SMA kelas
2 ESIS hlm.158-177.
3.
Kelompok-kelompok sosial
dalam masyarakat.
4.
Media massa seperti
majalah, koran, internet dan buku-buku tambahan.
·
Bahan ajar:
LKS
·
Alat/media ajar:
papan
tulis, alat-alat tulis, power point, LCD proyektor.
I. Penilaian
1) Penilaian kognitif:
· Teknik penilaian: tes tertulis
· Bentuk soal: esai (tidak berstruktur)
· Contoh instrumen: LP1
· Teknik penskoran: skor yang diperoleh : jumlah skor x
100%
· Kunci jawaban: terlampir
2) Penilaian afektif (pengembangan karakter)
· Teknik penilaian: non tes
· Bentuk penilaian: observasi
· Contoh instrumen: LP2
LP1: LKS (PENILAIAN KOGNITIF)
TUGAS 1
Kelompok 1 (suku
................):
1.
Budaya:
o
Semboyan tradisional:
..........
o
Simbol adat: ...........
o
Pakaian adat: .........
o
Rumah adat: .........
o
Makanan tradisional:
............
o
Permainan tradional:
...........
o
Senjata tradisional:
........
o
Tarian tradisional: ........
o
Lagu daerah: ..........
o
Adat pernikahan:
..........
..........
..........
o
Adat kelahiran:
............
..........
..........
o
Adat kematian:
...........
..........
..........
o
Cara adat penyelesaian
konflik .........
...........
o
Kelebihan suku .............:
.........
.........
o
Kelemahan suku .............:
.........
.........
TUGAS 2
1) KASUS
PRIMORDIALISME
Hamid adalah
seorang sarjana yang sudah lama mencari pekerjaan, namun sampai sekarang belum
mendapatkannya juga. Pada suatu hari Hamid membawa surat kabar pada kolom
lowongan pekerjaan. Hatinya tertarik pada kolom iklan lowongan pekerjaan yang
sesuai dengan bidangnya pada hari berikutnya setelah mempersiapkan segala
perlengkapan yang dibutuhkan. Hamid berangkat ke alamat yang tertera pada iklan
tersebut, sesampainya di sana ternyata sudah banyak pelamar yang akan
mendaftarkan diri dan nampaknya mereka banyak yang berasal dari luar daerah.
Berbagai tes pun dijalani Hamid, mulai dari psikotes sampai pada tes wawancara,
pada tes wawancara si pewawancara (dari suku bangsa yang berbeda) langsung
melontarkan beberapa pertanyaan kepada Hamid sambil bersenda gurau (agaknya
agar tidak tegang). Akan tetapi pada obrolan terakhir Hamid sangat terperanjat
karena si pewawancara mengatakan bahwa sebenarnya Hamid nilainya lebih bagus
daripada para pendaftar lain termasuk pendaftar yang sesuku dengan si
pewawancara. Namun pada akhirnya si pewawancara memutuskan menerima yang sesuku
dengan si pewawancara meskipun nilai Hamid lebih baik.
Dengan langkah
gontai akhirnya Hamid meninggalkan pewawancara dan menggerutu dalam benak hati
“mengapa pewawancara memiliki sikap primordialisme yang lebih sehingga ia
mementingkan suku bangsanya sendiri yang tidak kualitas dibanding orang di luar
bangsanya yang memiliki kualitas lebih baik”.
(Sumber: Amiek Sugiarti.
2006. Acuan Pengayaan Sosiologi.
Solo: HaKa MJ).
1.
Bagaimana tanggapan
kalian dengan kasus yang dialami Hamid?
TUGAS 3
2) KENYATAAN DI
MASYARAKAT
Sudah menjadi fakta sosiologis bahwa adanya
kemajemukan atau keragaman Kepulauan Indonesia menyimpan pluralisme etnis suku,
agama, bangsa, tradisi, dan adat istiadat. Tidak mengherankan apabila di
Indonesia banyak terjadi tragedi kemanusiaan yang demikian memilukan. Konflik
berbau sara (suku, agama, ras, dan adat), serta konflik bersenjata di beberapa
daerah, teror bom terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, dan beberapa daerah
lainnya adalah realitas empiris konflik etnis
yang mengancam integrasi bangsa.
Seiring dengan hal tersebut, negara diharapkan menjadi wadah penyelamat
juga mengalami kekacauan dengan membudayanya praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme di jajaran birokrasi. Sementara itu keadilan, kemiskinan atau
ketimpangan sosiopolitik
ekonomi masyarakat semakin tinggi. Hal ini
memberi isyarat bahwa keinginan untuk membangun masyarakat berperadaban (civil society) dan keadilan sosial
masih jauh.
(Sumber: www.waspada.co.id)
Cobalah untuk
berpikir kritis dalam menganalisis dan mengkaji kasus di atas dengan menjawab
beberapa pertanyaan di bawah ini.
2.
Wacana di atas
menggambarkan keadaan bangsa Indonesia saat ini di tengah keragamannya.
Setujukah kamu dengan isi wacana tersebut?
3.
Berkaitan dengan
keragaman etnis, ras, suku bangsa, agama, budaya, dan lain-lain yang ada,
dapatkah bangsa Indonesia membentuk masyarakat multikultural yang damai di tengah kondisi tersebut di atas?
4.
Sebagai seorang yang
peduli dengan kondisi bangsa, kemukakanlah solusi untuk mencapai masyarakat
multikultural yang damai di Indonesia!
5.
Sebagai upaya
menyebarluaskan multikulturalisme, pentingkah pendidikan multikultural itu?
Nama kelompok: .........................
Anggota: 1. ..................................
2. ..................................
3. ..................................
Jawaban:
1.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
2.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3.
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
4.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
5.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Kunci jawaban (Skor maksimal 50):
1.
Kasus seperti yang
dialami Hamid adalah gambaran nyata, bahwa masih ada permasalahan ketidaksamaan
cara pandang seseorang tentang kemajemukan atau kebhinekaan di dalam masyarakat
yang multikultural. Sangat disayangkan hal seperti ini (primordial) terjadi di
tengah era globalisasi dewasa ini. (Skor
nilai: 10)
2.
Saya tidak setuju. Karena
perlakuan yang dialami Hamid tersebut, tentu saja bisa mencederai nilai-nilai
sportivitas dan prestasi. Karena akan semakin tidak jelas (objektif) batasan
yang diberikan masyarakat terhadap nilai need
for achievement, juga bisa menumbuhkan perilaku primordialisme, sikap etnosentrisme,
perilaku diskriminatif dan prasangka buruk
(stereotip), terhadap etnis, ras,suku bangsa, agama, atau
budaya tertentu. (Skor nilai: 9)
3.
Bangsa Indonesia dengan
adanya kondisi keberagaman dalam etnis, ras, suku bangsa, agama, dan budaya
bisa saja menjadi masyarakat multikultural yang damai. Namun perbedaan-perbedaan
yang disikapi dengan antisipasi justru akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan
banyak orang. (Skor nilai: 6)
4.
Beberapa solusi untuk
mencapai masyarakat multikultural yang damai di Indonesia:
·
Menggunakan kearifan
lokal
Ada sisi positif dan
negatif dari kehadiran ratusan suku bangsa di Indonesia. Selain bisa memperkaya
khazanah kebudayaan nasional, juga menjadi pemicu munculnya disintegrasi
sosial. Sering kita dengar terjadinya perang antarsuku atau konflik sosial
antaretnis di Indonesia. Ada banyak alasan yang mendasarinya. Tetapi, yang
menarik adalah ternyata banyak suku bangsa yang mempunyai
mekanisme atau cara di dalam menyelesaikan permasalahan
itu.
·
Menggunakan kearifan
nasional
Pada saat kita
dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di antara etnis atau
suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah adalah cara yang paling
tepat. Pada masa penjajahan Belanda kita merasakan betapa sulit merangkai nilai
persatuan untuk sama-sama menghadapi bangsa penjajah. Hingga ketika kita mulai
menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui Indonesia sebagai identitas
bersama, yang mampu mengatasi sejumlah perbedaan kebudayaan di antara suku
bangsa yang ada. Nasionalisme Indonesia pun terbentuk dalam wujud pengakuan
bahasa, tanah air, dan kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan menghadapi
kolonialisme Belanda semakin menampakkan hasilnya.
Puncak dari
pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila disepakati sebagai dasar
negara dan petunjuk/arah kehidupan bangsa. Kompleksitas keragaman masyarakat
dan budaya di Indonesia pun bisa diakomodasi bersama. Dasar negara inilah yang
digunakan oleh para founding fathers kita pada saat mendirikan sebuah
negara nasional baru. Disebut negara nasional karena negara Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Skor nilai: 15)
5.
Penting sekali. Pendidikan multikultural digalakkan untuk mencegah semakin tingginya
konflik etnis. Dan materi ini adalah sebagian kecil dari pendidikan
multikultural. Melalui materi ini kita menjadi semakin peduli dan mau mengerti
serta tidak mempertajam perbedaan. Melalui kita yang berwawasan multikultural
akan membentuk masyarakat Indonesia yang multikultural menjadi masyarakat
multikultural yang damai. (Skor nilai:
10)
LP2: PENILAIAN AFEKTIF (pengembangan karakter)
No.
|
Nama Siswa
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor/ Jumlah
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Dermi Samosir
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
2
|
Haholongan Simanjuntak
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
3
|
Jefrisoni Silitonga
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
4
|
Leonnardo Sijabat
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
5
|
Marta GS Siagian
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
6
|
Martinus Telaumbanua
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
7
|
Rosmaidar
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
8
|
Rosmawati
|
3
|
3
|
4
|
3
|
13
|
9
|
Supriliwati
|
3
|
3
|
4
|
4
|
14
|
10
|
Winni Yusra
|
3
|
3
|
4
|
4
|
14
|
Aspek yang dinilai:
- rasa kebanggaan
- rasa percaya diri
- saling menghargai/toleransi
- empati
Keterangan:
BT: Belum
Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator). Diberi skor 1
MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik
sudah mulai memperlihatkan adanya tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten). Diberi skor 2
MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik
sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator
dan mulai konsisten). Diberi skor 3
MK: Membudaya Karakter (apabila peserta didik
terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten). Diberi skor 4
________________, ____ Maret 2013
Guru Mata
Pelajaran
JR SIREGAR, S.Sos.
NIP.________________
BAHAN AJAR
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
PETA KONSEP
Indonesia adalah
salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Keadaan ini dapat dilihat dari sosio kultur maupun
geografis yang begitu luas dan beragam dalam suku, agama, ras dan budaya.
Tilaar (2004:5) mengungkapkan bahwa
keragaman tersebut diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai persoalan
yang sekarang dihadapi bangsa ini. Seperti korupsi, kolusi, nepotisme,
premanisme, perseteruan politik, kemiskinan,
kekerasan, separatisme, perusakan lingkungan, hilangnya rasa kemanusiaan
untuk selalu menghargai hak-hak orang lain, dan sikap primordialisme yang
berlebihan pada kelompoknya sendiri sebagai bentuk nyata dari multikultural
itu.
Keanekaragaman budaya dalam kehidupan masyarakat dapat
terlihat dari perbedaan kepentingan yang dimiliki masing-masing kebudayaan.
Sikap atau perilaku untuk mempertahankan pola tindakan dan cara hidup
masing-masing dari anggota masyarakat akan menimbulkan primordialisme.
Primordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan. Menganggap suku bangsanya
sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini tidak baik untuk
dikembangkan di masyarakat yang multikultural seperti Indonesia. Apabila sikap
ini ada dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil kemungkinan mereka untuk bisa
menerima keberadaan suku bangsa yang lain. (BSE, Sosiologi
Kelas XI hlm.78)
·
menjelaskan pengertian
masyarakat multikultural
Menurut
C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism, membicarakan
masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa,
daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang
terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan. (BSE, Sosiologi Kelas XI
hlm.77)
Pada dasarnya suatu masyarakat
dikatakan multikultural jika dalam masyarakat tersebut memiliki keanekaragaman
dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang dimaksud antara lain, keragaman
struktur budaya yang berakar pada perbedaan standar nilai yang berbeda-beda,
keragaman ras, suku, dan agama,
keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut, raut muka, postur
tubuh, dan lain-lain, serta keragaman kelompok sosial dalam masyarakat.
·
menjelaskan pengertian
multikulturalisme
Ide multikulturalisme menurut Taylor
merupakan suatu gagasan untuk mengatur keberagaman dengan prinsip-prinsip dasar
pengakuan akan keberagaman itu sendiri (politics of recognition). Gagasan ini menyangkut pengaturan
relasi antara kelompok mayoritas dan minoritas, keberadaan kelompok imigran,
masyarakat adat, dan lain lain. (BSE, Sosiologi Kelas XI hlm.80)
Sedangkan Parsudi Suparlan
mengungkapkan bahwa multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan. Oleh karena itu, konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan
dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa (ethnic) atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi
ciri khas masyarakat majemuk, karena
multikulturalisme menekankan kebudayaan dalam kesederajatan. (BSE,
Sosiologi Kelas XI hlm.80)
Dengan demikian, inti multikulturalisme adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan
perbedaan budaya, etnis, gender, bahasa, ataupun agama. Sedangkan fokus multikulturalisme
terletak pada pemahaman akan hidup penuh dengan perbedaan sosial budaya, baik
secara individual maupun kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini individu
dilihat sebagai refleksi dari kesatuan sosial dan budaya.
·
menjelaskan faktor penyebab
terjadinya kemajemukan dalam masyarakat multikultural
Cobalah perhatikan peta Indonesia! Setelah melihatnya apa
yang ada dalam benakmu? Terlihat Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya
akan khazanah budaya. Beribu-ribu pulau berjajar dari ujung barat sampai ujung
timur, mulai dari Sumatra hingga Papua. Setiap pulau memiliki suku bangsa,
etnis, agama, dan ras masing-masing. Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat
Indonesia menjadi masyarakat multikultural.
Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika bisa jadi merupakan sebuah ”monumen” betapa bangsa yang mendiami
wilayah dari Sabang sampai Merauke ini memang merupakan bangsa yang majemuk,
plural, dan beragam.
·
menjelaskan pengaruh
perubahan sosial terhadap perkembangan masyarakat multikultural
Sebagaimana telah dijelaskan di
depan bahwa keragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan
bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia
memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di sisi lain realitas
keanekaragaman Indonesia
berpotensi besar menimbulkan konflik sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan
adat). Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa
diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa.
Konflik-konflik yang terjadi di
Indonesia umumnya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan
adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi
Tengah, Papua, dan lain-lain.
·
menjelaskan perbedaan
kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
Inilah Indonesia. Sebagai bangsa,
Indonesia memiliki banyak keunikan. Letak geografisnya, menjadikan Indonesia
terdiri atas 13.000 lebih gugusan pulau. Setiap pulau memiliki adat, budaya,
bahasa, dan kebiasaan yang berbeda-beda. Karenanya, Indonesia dikatakan sebagai
masyarakat multikultural. Melihat kondisi tersebut, Indonesia memiliki
bermacam-macam kelompok sosial yang diwujudkan dalam keanekaragaman suku
bangsa.


Comments
The Teachers

About Me
TEACHERS' PROFILE
SISWA BERPRESTASI
EDUCATION LINKS
- BERITA PENDIDIKAN
- CATATAN DARI KEGIATAN LESSON STUDY
- DIGITAL REPOSITORY UNIMED
- DIGITAL REPOSITORY USU
- FORM DATA GURU DAN PENGAWAS DIKMEN
- GURU PEMBAHARU
- JOURNAL OF TEACHING SOCIOLOGY
- JURNAL LIPI
- KORAN PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN SEKOLAH
- PENDIDIKAN UNTUK SD DAN SMP
- PORTAL EDUKASI TERBESAR DI INDONESIA
- PORTAL INFORMASI PTK
- TEKNOLOGI PENDIDIKAN
GOVERNMENT
UNIVERSITIES
SCHOLARSHIP LINKS
S2 KEPENGAWASAN P2TK DIKMEN KEMENDIKBUD
TANJABBAR
BAHAN AJAR SOSIOLOGI
EVALUASI BELAJAR
- B.INGGRIS (KLS X SMA/SMT.II)
- PAK (KLS X SMA/SMT.II)
- PREDIKSI SOAL OLIMPIADE SOSIOLOGI
- SIMULASI TRY OUT I UN SOSIOLOGI TAHUN 2016
- SIMULASI TRY OUT II UN SOSIOLOGI TAHUN 2016
- SOSIO KLS X SMT.II
- SOSIO KLS XI SMT.II
- SOSIOLOGI (KLS X SMA/SMT.II)
- SOSIOLOGI (KLS XI IPS SMA/SMT.II)
- SOSIOLOGI (KLS XII IPS SMA/SMT.II
May 25, 2016 at 6:46 PM
mantap euy...